Rabu, 22 Juli 2015

Dibalik Tragedi Tolikara

Insiden pembakaran masjid Baitul Muttaqin di Tolikara Papua oleh ratusan teroris Gereja Injil Di Indonesia (GIDI) pada jum’at 17 Juli 2015, meninggalkan beragam pertanyaan terkait pemberitaan media. Hampir semua media mainstream kompak menyebut Masjid Baitul Muttaqin dengan sebutan Mushola.
Pengamat sosial media Eko Setiawan menyebut bahwa ada kekuatan besar yang mencoba mengecilkan tragedi pembakaran masjid Baitul Muttaqien dengan mengganti istilah masjid menjadi mushola.
Aneh sekali sudah jelas-jelas Masjid yang dibakar, mengapa media-media besar kompak memberitakan dengan sebutan Mushola. Saya sangat yakin ada kekuatan besar yang mencoba mengecilkan tragedi pembakaran masjid Baitul Muttaqin Tolikara Papua” Ujar Eko kepada Islamedia, Sabtu (19/7/2015) kepada islamedia.
Eko menjelaskan bahwa dalam persepsi masyarakat umum di Indonesia antara masjid dan mushola itu sangat jauh maknanya, meski memiliki manfaat yang sama untuk beribadah. Publik seakan ingin digiring bahwa yang terbakar hanya Mushola yang kecil, bukan masjid yang besar.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, klaim para media yang menyebut mushola terbantahkan setelah muncul pemberitaan yang memperlihatkan papan, dalam papan tersebut nampak jelas tertulis kata Masjid.
sumber : islamedia.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar