Rabu, 22 Juli 2015

Ezra Walian, Youngster Berdarah Indonesia yang dinantikan Ajax Amsterdam

Ezra Walian, 17, pemain kelahiran Amsterdam, 22 Oktober 1997 ini mengawali sepak bolanya dari akademi FC VVC. Beberapa tahun belajar dari klub tersebut ia lalu berpindah menuju akademi HFC Haarlem. Dari akademi tersebutlah bakat pemain keturunan Indonesia ini tercium oleh akademi AZ Alkmaar. Selama empat tahun bergabung dengan akademi salah satu klub profesional divisi teratas liga eredivisie Belanda itu, bakatnya bermain bola semakin berkembang dan dilirik oleh akademi Ajax Amsterdam. Pada tahun 2012, akademi yang diklaim merupakan salah satu akademi terbaik di dunia itu resmi menggaet talenta Ezra Walian untuk dibina lebih lanjut. Hanya butuh semusim bagi pemain yang pernah tinggal selam 3 tahun di Ambon ini untuk menembus skuad Ajax Amsterdam U-19. Hal ini menandakan talenta striker dari pemain muda keturunan belanda-indonesia tidak ingin disia-siakan oleh Ajax Amsterdam, hingga mereka mengontraknya selama 4 tahun sejak 1 Juli 2014 silam.
Talenta pemain berdarah Ambon ini pun telah bergabung dengan skuad timnas belanda U-15, U-16, dan U-17, dengan total 11 kali penampilan dan menyumbang 7 goal. Lima dari capaian goalnya tersebut di cetaknya pada 2 pertandingan saat ia membela di Timnas Belanda U-17 yang diarsiteki mantan kiper timnas Belanda, Maarten Stekelenburg.
Ezra Walian, pemain berpostur tinggi 177 cm ini berposisi sebagai striker. Pemain ini memiliki visi bermain yang sangat menakjubkan, jika anda melihat cara ia membawa bola dan meletakkan bola saat membuat goal tentu anda akan sependapat. Memiliki gerakan kaki yang lincah membantunya ketika mengolah bola dan melewati pemain belakang. Pemain ini tidak pernah segan untuk berlawanan dengan para pemain belakang yang menjaganya. Hal ini terlihat saat ia seringkali melewati beberapa pemain belakang dan mencetak goal dengan pengawalan yang tidak sedikit dari lini pertahanan lawan.
Instingya terhadap bola dapat dinilai mempesona di kelasnya. Pergerakan pemain ini di lini pertahanan kerap membuat pemain bertahan lawan kewalahan. Overlap yang sering ia lakukan untuk membuka peluang akan membuat pemain lini tengah ketagihan memberi passing jauh kearahnya. Memiliki postur tubuh yang kokoh di lini pertahan lawan membuat rekan satu timnya tak ragu untuk memberi umpan lambung dari sisi sayap lapangan.
Hal paling membuat takjub dari pemain yang mengawali debutnya untuk timnas belanda u-17 pada usia 15 tahun ini tidak lain ialahpositioning yang sangat strategis. Ia bagaikan hantu di lini pertahanan lawan. Berlari dari segala sisi, baik dari sayap maupun lini tengah areanya. Selain itu responnya terhadap bola liar sungguh mempesona.Timing yang pas diperlihatkan ketika ia menemukan bola liar pada kotak penalti.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pemain ini memiliki stamina yang masih tergolong belum stabil. Tampak beberapa kali fisiknya kedodoran saat pertandingan menit akhir, hal ini mungkin ia mewarisi sedikit cara bermain ‘khas Indonesia’ yang suka berlari mengisi celah kosong di hadapannya. Serta permainan spartan khas liga indonesia yang terlihat ngeyel untuk membawa bola ke depan. Jelas Ezra Walian beruntung memiliki rekan satu tim yang memiliki gaya bermain khas eropa, yang cukup taktis dalam bermain. Sehingga nampak pemain ini selalu mendapat servis ciamik dari rekan-rekannya.
Beruntung bagi Ajax Amsterdam dapat mencium bakat dari pemuda yang kerap kali berkunjung ke Indonesia ini. Memadukan penyerang berbakat yang memiliki warisan gaya bermain ‘khas Indonesia’ yang senang berlari mencari celah dan overlap, dengan gaya taktis dan passing akurat ‘khas eropa’. Hal ini terbukti berhasil membawa Ajax A1 berhasil meraih titiel juara pada kompetisi junior.

sumber : kompasiana.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar